Patok 15% Kenaikan Revenue, Ini Empat Strategi Kunci yang Dilancarkan First Media

Industri penyedia jasa broadband dan TV berbayar di Tanah Air tercatat masih terus bertumbuh. Penetrasinya pun masih tecatat rendah dibandingkan negara-negara tetangga. Untuk penetrasi broadband misalnmya, persentasenya di Indonesia baru mencapai 9,1%, Sedangkan Singapura dan Filipina, masing-masing penetrasinya sudah menecapai 80% dan 11%.

Hal yang sama terjadi juga pada pasar TV berbayar. Di Indonesia, penetrasi TV berbayar masih di angka 11,2%. Bandingkan dengan Filipina yang sudah mencapai 17,6% dan Thailand yang angkanya jauh lebih tinggi lagi, yakni menyentuh 30,7%. Demikian dipaparkan Irwan Djaja, President Director PT Link Net Tbk. di sela-sela penandatangan MOU dengan PT Ketrosden Triasmitra, pada hari ini (5/9) di Jakarta.

Meski penetrasi masih tercatat rendah, diakui Irwan, besarnya total jumlah penduduk Indonesia dan tingginya jumlah segmen millennial—yang notabene “melek” internet dan TV berbayar—membuat First Media optimis pasar Indonesia masih sangat menjanjikan. Dikatakan Irwan, “Menurut Nielsen, jumlah potensial home pass (jumlah rumah yang dilewati oleh jalur jaringan internet fiber—red) pada segmen A, B, dan C+ di tujuh kota di Indonesia sudah mencapai 7,3 juta. Ketujuh kota tersebut adalah kota yang juga sudah dimasuki First Media, yakni Jakarta, Bandung, Surabaya, Malang, Medan, Bali, dan Batam.”

Di tujuh kota tersebut, ditegaskan Irwan, home pass First Media sudah mencapai 1,9 juta. Angka tersebut dipastikan akan terus bertambah hingga ke depannya. “Tiap tahunnya, kami menargetkan penambahan home pass sebesar 150 ribu hingga 250 ribu. Tahun 2021, First Media menargetkan jumlah home pass mencapai 2,8 juta,” ia mematok.

Selain penguasaan home pass yang sudah cukup bagus, kinerja First Media lainnya juga terhitung positif. Dipaparkan Irwan, saat ini, jumlah pelanggan internet dan TV berbayar First Media mencapai 1,075 juta. Sedangkan ARPU (Average Revenue Per Unit) setiap pelanggan per bulannya mencapai Rp 419 ribu. Angka tersebut di atas ARPU di pasaran, yang hanya mencapai Rp 400 ribu per pelanggan per bulannya. “Adapun revenue kami pada semester pertama 2017 ini sudah mencapai Rp 1,7 triliun,” akunya.

Kinerja yang memuaskan tersebut, tentu saja tak membuat manajemen First Media berpuas diri. Sampai akhir tahun 2017 ini, ditandaskan Irwan, First Media menargetkan pertumbuhan revenue mencapai 13-15%. Itu artinya, sama dengan pertumbuhan di tahun 2016 lalu. “Selain itu, pertumbuhan pelanggan pun kami targetkan mencapai 13-15% hingga akhir tahun ini. Adapun jumlah home pass, kami berharap bisa mencapai 2 juta hingga akhir 2017,” ucapnya.

Untuk mencapai target tersebut, dituturkan Irwan, ada empat strategi kunci yang telah dipersiapkan sekaligus dilancarkan. Pertama adalah First Media akan selalu berorientasi pada costumer, yakni dengan menjawab kebutuhan mereka secara custom. Kedua, area-area yang sudah dibangun oleh First Media akan terus digenjot penetrasinya. Ketiga, First Media juga akan menawarkan produk-produk yang inovatif sebagai added value-nya. Keempat, First Media juga kian menggarap segmen korporat--baik skala kecil, menengah, maupun besar--dengan produk yang lebih simple dan harga yang bersaing.

“Saat ini, kontribusi segmen korporat memang masih belum besar jika dibandingkan segmen residensial atau ritel. Kontribusi segmen korporat terhadap total revenue First Media baru mencapai 10-15%. Meski demikian, ke depannya, segmen korporat akan menjadi mesin pertumbuhan First Media,” yakin Irwan, yang menyebutkan bahwa Bursa Efek Jakarta menjadi salah satu kustomer dari segmen korporat First Media.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)