Pathfinders - Brand, Design & Retail Experience

 

Belum banyak agensi di Indonesia yang mengembangkan strategi omnichannel, yang menggabungan konsep offline dan online, untuk ritel. Tim Pathfinders merupakan salah satu agensi yang menggarap kebutuhan tersebut. Bagaimana cerita sukses tim yang baru berdiri selama empat tahun tersebut?

Sejak berdiri di tahun 2013, Pathfinders, salah satu bisnis unit dari Nava+ Group, fokus menggarap pengembangan brand untuk ritel. Pathfinders mengembangkan strategi omnichannel dan retail design. Mulai dari window display, commercial area, sampai retaill store experience untuk menciptakan sekaligus meningkatkan traffic ke gerai.

Tim Pathfinders mengawali cerita suksesnya dengan menjawab kebutuhan ritel fesyen, salah satunya online Pomelo Fashion. Di antaranya dengan membuat pop up booth sebagai showcase produk-produk yang dijual melalui online shop Pomelo.

Retail is about engagement ke konsumennya. Untuk ritel online Pomelo, kami melihat bahwa konsumen butuh melihat dan memegang barangnya, bener ada apa ga barangnya. Untuk itu, kami coba bantu membuatkan konsep offline activation dengan pop up booth. Karena biar bagaimanapun, online shop pasti butuh juga offline activation untuk menjangkau langsung konsumennya,” ungkap Irvan Permana, Business Director Pathfinders.

Lalu apa kelebihan Pathfinders dibanding agensi lain? Menurut Irvan, tim Pathfinders bisa membuat strategi, konsep sampai ke implementasi atau pembangunan fisiknya. Sebagai contoh Pomelo, yang dibuat dari konsep dan idenya sampai ke fisik pop up booth-nya. Mulai dari desainnya, layoutnya, sampai ke consumer journey dalam bentuk visual merchandising di dalam pop up booth-nya. Salah satu problem di ritel, katanya, adalah tidak ada orang yang punya spesialisasi di retail design dan kita punya servis ini.

Untuk itu, tim Pathfinders diperkuat oleh sosok Terence Wong sebagai Creative Director yang spesialis di desain ritel. Ia punya banyak pengalaman dan keahlian khusus di bidang retail design, window display, visual merchandising, termasuk di dalamnya pengaturan barang dan consumer journey di dalam gerai retail. Flagship store Iwan Tirta di Hotel Grand Hyatt adalah salah satu klien yang konsepnya dibuatkan sesuai dengan retail experience, consumer journey, dan consumer experience.

Tim Pathfinders dipercaya membantu flagship store Iwan Tirta di Hotel Grand Hyatt di tahun 2014. Tim meng-enhance konsep gerainya dengan lebih menonjolkan apa itu heritage. “We show the roadmap of batik, how the batik process,because customer, specially ‘bule’ curious about batik. Kami menunjukkan pentingnya window display, karena ibaratnya kalau ‘wajah’-nya saja sudah jelek, orang bisa tidak tertarik untuk masuk. Untuk itu, kami bantu bagaimana caranya supaya pengunjung tertarik untuk masuk ke dalam gerai. Sebelumnya kami juga sudah bantu gerai Iwan Tirta yang di Pondok Indah Mall 2 dan mereka kembali memanggil kami untuk memegang yang di hotel Grand Hyatt sebagai flagship store,” terang Terence.

Selain Pomelo dan Iwan Tirta, tim Pathfinders dipercaya memegang deretan ritel lain, seperti Minimal Store, wholesale market SaveMax, dan yang belum lama ini bekerja sama adalah IKEA. Diceritakan Irvan, projek IKEA adalah projek yang dilakukan bersama dengan iris Jakarta, salah satu tugas kami adalah meningkatkan traffic ke toko IKEA.

“Dalam satu tahun IKEA punya banyak program, antara lain catalog launch yang merupakan tahun barunya IKEA, yang terbit setiap bulan September setiap tahunnya. Waktu launching katalog baru di tahun 2016, kami bikin integrated campaign, mulai dari on-air, online, sampai offline. Selain itu kami juga membantu mengkomunikasikan special product, designer product, sale/special promo, dll. Tugas kami membuat materi itu semua, mulai dari ATL sampai digital-nya,” jelas Irvan.

Tim Pathfinders adalah tim cross-internal. Maksudnya, tim ini memang dikawal oleh Irvan Permana sebagai Business Director dan Terence sebagai Creative Director. Namun, sesuai dengan kebutuhan klien, tim ini sering bekerja sama dengan iris Jakarta. Baik Pathfinders maupun iris Jakarta, sama-sama berada dalam satu naungan di dalam Nava+ Group. Dengan cross-internal ini, servis yang ditawarkan menjadi semakin terintegrasi dan saling melengkapi.

“Siapapun kliennya, saat butuh services Pathfinders, kami akan cross-collaboration di internal. Secara grup, servis kami komplit untuk menjawab kebutuhan klien. Selain ritel, kami juga kuat di branding. Hal-hal inilah yang jadi kelebihan dan pembeda kami dari agensi lain,” tutur Irvan.

Salah satu unit yang sering bekerja sama adalah activation unit dari iris Jakarta yang dipimpin oleh Shinta Langka sebagai GM Activation Iris Jakarta. Lalu apa tantangan yang sering dihadapi? Shinta menjawab, komunikasi brand baik ATL /BTL, is about process. “Kadang ada klien yang tidak sabar mengikuti proses. Padahal supaya strategi komunikasi itu berhasil, ada proses yang harus di-follow. Product launching memang gampang dijual, tapi berapa lama produk bisa stay dan bagaimana me-maintain-nya supaya selalu relevan bagi konsumen, itu yang jarang terpikirkan oleh klien. Tantangan terbesar kami adalah how to convince client, there are process to be followed.”

Sepanjang empat tahun perjalanan Pathfinders, segmen ritel yang menjadi main target diperluas kategori bisnis-nya. Sehingga selain ritel supermarket dan fesyen, Pathfinders juga mulai membidik commercial space seperti office, hotel, mall dan cafe. Setiap retail space butuh visual design untuk membuat ambience dan consumer journey lebih menarik bagi pengunjung. “Dengan menentukan consumer journey, harapannya konsumen tidak hanya mau sekadar membeli, tetapi juga membeli dan menggunakan produk lebih banyak,” pungkas Terence. (Marina)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)